Kamis, 13 Desember 2012


LUKISAN BUNGA cat acrylic

judul : bunga matahari
ukuran : 40 cm x 40cm
media : acrylic on canvas

 
judul : dekoratif bunga
ukuran : 40 cm x 40cm
media : acrylic on canvas


pahami gambar anak

Sebut saja Salsa, anak berusia 5 tahun ini lagi sibuk menggambar. Coretan demi coretan hadir spontan. Kecemasan mamanya muncul ketika ia tak kunjung dapat menggambar seperti yang diharapkan. Dari ilustrasi di atas, bisa jadi disebabkan ketidakpahaman orang tua terhadap tahap perkembangan gambar anak. Lowefeld membagi tahap perkembangan gambar anak menurut umur.
1. Periode coreng moreng (2 - 4 tahun), aktifitas motorik yang terwujud dalam goresan tebal tipis dengan   arah yang belum terkendali dan warna tidak begitu penting. Ada tiga tahap coreng moreng; pertama coreng tak beraturan, bentuk sembarang, mencoreng tanpa melihat kertas belum dapat membuat lingkaran dan bersemangat. Kedua corengan terkendali, menemukan kendali visual terhadap coretan yang dibuatnya. Terdapat perkembangan koordinasi antara perkembangan visual dan motorik serta bersemangat, ketiga coretan bernama, bentuk semakin bervariasi mulai memberi nama pada hasil coretan, membutuhkan waktu banyak dan warna mulai diperhatikan.
2. Periode pra bagan (4-7), anak mulai menggambar bentuk -bentuk yang berhubungan dengan dunia sekitarnya. Pada mulanya bentuk sulit untuk dikenali, semakin lama bisa dikenali, misalnya manusia, rumah dan pohon, perhatian lebih tertuju pada hubungan antara gambar dengan obyek dari pada warna dan obyek. Obyek yang digambar tidak ada hubungan dengan obyek yang lain.
3. Periode bagan (7-9 tahun); anak mulai menggambar obyek yang satu dengan yang lain saling berhubungan. Konsep ruang mulai nampak dengan adanya pengaturan atau hubungan antara obyek dan ruang. Adanya garis dasar tempat obyek dan benda berdiri. Menggambar oyek tegak lurus pada garis dasar meskipun obyek nampak terbalik. Muncul gejala sinar X atau tembus pandang.
4. Periode awal realisme (9-12 tahun), anak mulai memperhatikan detail, hilangnya foldingover/benda tegak lurus pada garis dasar dan hilangnya sinar X. mulai membedakan karakter laki-laki dan perempuan. Karakter warna mulai diperhatikan, tapi belum bisa menampilkan gelap terang.
5. Periode naturalistic semu (12 sampai 14 tahun), anak menggambar bukan apa yang diketahui tetapi apa yang dilihat. Sadar secara kritik terhadap kesadaran gambarya, mulai munculkesan ruang.
6. Periode pengambilan keputusan 14 sampai 17 tahun), anak bersifat kritis terhadap diri sendiri, introspektif, idealistic dan memikirkan hubungan dirinya dengan masyarakat. Dengan mengetahui periodesasi tersebut semoga dapat memahami bagaimana menggambar.

Minggu, 25 November 2012

Bahan : kertas, gunting, lem

Cara Pembuatan :
1. lipat kertas warna,
2. pusatkan pada satu titik,
3. gunting sisi-sisinya dan buka,
4. buat lagi dengan kertas yang berbeda warna
5. satukan hasilnya pada kertas dan lem



Kamis, 22 November 2012

ANAK CORAT-CORET JANAGN DILARANG

               Anak hobi “Corat Coret”?? ya… ini memang sudah sangat wajar. Anak seolah tidak mau melihat atau perkakas rumah “nganggur” lalu mereka pun membuat kreasi diatasnya. Wow.. orangtua pasti sangat kesal dibuatnya karena rumah menjadi kotor dan terkesan berantakan.
Pada dasarnya aktifitas ini berkaitan dengan perkembangan motorik halus anak. Anak mulai mengembangkan kemampuannya melakukan gerakan yang nantinya mengarah pada kemampuan anak menulis. Anak akan menuangkan kemampuannya atau kreasinya disembarang tempat. Corat-core juga merupakan bentuk kreatifitas yang mengekspresikan perasaan maupun pikirannya.
Solusi yang dapat dilakukan oleh orangtua :
1. Orang tua tidak perlu melarang anak corat coret. Sebab, melarang anak melakukan aksi corat coreTtersebut justru akan merugikan karena akan menghambat kreativitas, spontanitas dan keberanian anak untuk berekspresi. Disamping itu, corat coret dapat mengasah kemampuan motorik halus anak. Hanya saja, orangtua perlu membatasi, dimana anak boleh corat coret dan dimana saja tidak boleh corat coret. Agar kreatifitas anak dapat tersalurkan, orangtua dapat membeli alat tulis, perlengkapan melukis atau papan tulis, lalu arahkan anak untuk corat coret di media tersebut.
2. Memberikan hadiah atau reward ketika anak menunjukkan sikap tertib mau corat coret pada media yang telah disediakan. Dan jangan lupa memberikan teguran bila anak tetap senang corat coret di tembok
3. Dapat juga dengan melibatkan anak untuk membersihkan sendiri barang atau tempat yang telah dicoret coretinya. Dengan begitu anak akan melihat bagaimana kerja keras orangtua sekaligus merasakan sendiri betapa capeknya jika harus membersihkan sesuatu yang telah dikotorinya.

ANAK -ANAK MELUKIS KAOS

T-shirt Lukis, adalah media penumbuh kreativitas anak, sekaligus penumbuh rasa bangga dan percaya diri anak terhadap hasil kreativitasnya sendiri. Satu set T-shirt Lukis ini terdiri dari 1 kaos (bisa pilih berbagai ukuran). Dilengkapi dengan sket lukisan, Cat anti luntur, palet dan kuasnya. Tinggal pilih kaos dengan sket lukisan sesuai selera, sang anak bisa mewarnai sendiri kaos yang bakal dipakainya. Kualitas pewarnanya terjamin, sehingga tak akan luntur saat dicuci

ini adalah hasil karya-karya ANAK- ANAK KELAS 1










sebuah karya baik yang dihasilkan dari proses kreatif
selamat mencoba

Rabu, 21 November 2012

MENGAJARKAN SENI RUPA PADA ANAK

1. Menggambar
Kegiatan coret mencoret adalah bagian dari perkembangan motorik dan anak sangat menyenangi kegiatan ini, sehingga kesempatan yang diberikan akan termotivasi membuat gambar.
Kegiatan menggambar merupakan salah satu cara manusia mengekspresikan pikiran-pikiran atau perasaan-perasaanya. Dengan kata lain, gambar merupakan salah satu cara manusia mengekspersikan pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya. Dengan kata lain, gambar merupakan salah satu bentuk bahasa.Ada 3 tahap perkembangan yang dapat dilihat berdasarkan hasil gambar dan cara menggambar:
Pertama, tahap mencoret sembarangan. Tahap ini biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun. Pada tahap ini anak belum bisa mengendalikan aktivitas motoriknya sehingga coretan yang dibuat masih berupa goresan-goresan tidak menentu seperti benang kusut.Tahap kedua, juga pada usia 2-3 tahun, adalah tahap mencoret terkendali. Pada tahap ini mulai menyadari adanya hubungan antara gerakan tangan dengan hasil goresannya. Maka berubahlah goresan menjadi garis panjang, kemudian lingkaran-lingkaran.
Tahap ketiga, usia 3 – 4 tahun, pergelangan tangan sudah lebih luwes. Mereka sudah mahir menguasai gerakan tangan sehingga hasil goresan sudah lebih terbentuk.
Tujuan menggambar bagi anak :
1. Mengembangkan kebiasaan pada anak untuk mengekspresikan diri
2. Mengembangkan daya kreativitas
3. Mengembangkan kemampuan berbahasa
4. Mengembangkan citra diri anak
2. Melukis
Salah satu kebahagiaan terbesar dari pelukis bukan hanya kesenangan tetapi juga mendapatkan berbagai banyak pengalaman selagi mereka belajar melukis. Pelajaran melukis dapat diawali yang berusia 4-6 tahun atau usia TK. Media yang digunakan biasanya crayon, pencil, cat air, cat minyak.
Dalam pembelajaran melukis biasanya belajar sambil bercakap-cakap dengan temannya. Percakapan pertama mereka kebanyakan adalah tentang warna-warna yang mereka peroleh. Sambil bereksperimen dengan mencampurkan warna-warna, anak-anak itu bermain, bermain elemen seni ini dengan cara yang santai. Hal ini menjaga agar kuas dan semangat mereka tetap bekerja. Ini akan membuat mereka mengekspresikan sesuatu yang bersifat pribadi dalam lukisan.Berbeda dengan anak usia 7 dan 8 tahun, cirri khas kelompok umur mereka adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan hidup mereka sendiri. Anak membuat lukisan tentang suasana hati, baik yang muram, sendu atau bersemangat dan lucu. Biasanya suasana hati mereka disampaikan oleh warna. Mereka belajar bagaimana warna pelengkap dan sejalan dapat membantu mengungkapkan ide.
3. Menjiplak
Sebelum membuat cetakan apapun, anak dapat menggunakannya untuk menjiplak. Mereka cukup menempatkan sehelai kertas putih diatas permukaan pelat dan dengan krayon, menggosok-gosokannya bahkan dengan keras untuk mendapatkan gambarannya. Mereka merasa teknik menjiplak cukup mengagumkan dan menggunakannya dengan banyak cara.
Koin-koin biasanya adalah favorit mereka. Koin adalah bahan yang sederhana dan mudah sekali didapat. Mereka dapat dengan mudah membuat banyak jiplakan yang berbeda dari obyek-obyek yang ditemukan di sekolah. Ini merupakan cara yang bagus untuk membuat peka pada dunia sekitar mereka.
4. Membentuk
Arti kata membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah, membangun dan mewujudkan. Membentuk dalam kaitan kegiatan seni rupa adalah terjemahan dari kata dalam bahasa Inggris “modeling”. Umumnya bahan yang dipergunakan untuk kegiatan membentuk adalah bahan-bahan lunak seperti tanah liat, plastisin, malam lilin, dan sejenisnya. Tetapi dalam pengembangannya, selama tidak mengingkari maksud dari arti kata membentuk tadi, dapat dipergunakan bahan-bahan lain seperti kertas, karton atau bahan-bahan lembaran yang sekiranya dapat dibentuk.
Bahan yang tidak pernah cukup bagi mereka adalah tanah liat. Mereka tidak bosan dengan bahan yang lengket, basah dan bisa dibentuk sesuai keinginan mereka. Mereka suka menyentuh tanah liat, untuk merasakan sensualitasnya.

Senin, 05 November 2012

buku SBK

Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional.
Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
  1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan
  2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan
  3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan
  4. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun global.
Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
  1. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya
  2. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik
  3. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari
  4. Seni drama, mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan seni musik, seni tari dan peran
  5. Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup (life skills) yang meliputi keterampilan personal, keterampilan sosial, keterampilan vokasional dan keterampilan akademik.
Di antara keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal diajarkan satu bidang seni sesuai dengan kemampuan sumberdaya manusia serta fasilitas yang tersedia. Pada sekolah yang mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih bidang seni yang akan diikutinya. Pada tingkat SD/MI, mata pelajaran Keterampilan ditekankan pada keterampilan vokasional, khusus kerajinan tangan.
Dalam memenuhi kebutuhan materi ajar mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan Buku Sekolah Elektronik (BSE). Berikut ini Buku Sekolah Elektronik mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan yang dapat di download gratis.
SBK SD Kelas 1
SBK SD Kelas 2
SBK SD Kelas 3
-
SBK SD Kelas 4
SBK SD Kelas 5
-
SBK SD Kelas 6
Keterangan: 
Untuk mendownload buku Seni Budaya dan Keterampilan di atas, silahkan klik judul buku dan tunggu beberapa saat sehingga muncul linknya.